Hari ini malam Natal, malam suci kelahiranMu, menantikan kedatangan-Mu. Tapi bukan itu yang kuingat; pun bukan pohon Natal, hadiah, maupun sinterklas. Kau yang kuingat. Senyummu, tawamu, wajahmu... dirimu seutuhnya yang kuinginkan. Pikiranku menerawang, air mata berjatuhan, berusaha memanggilmu, menyampaikan pesan sekuat-kuatnya walau lidah ini tak bergerak, tak boleh mengucap namamu.
Kau di sana, entah bagaimana kabarmu, kuharap engkau senang di sana, dapat menikmati liburanmu dengan tenang; tanpa mantan atau temanmu yang berkhianat.
Aku di sini, masih menangisimu, masih membayangkan hadirmu, masih mendambakan cintamu, masih mengharapkan sentuhanmu, masih terkurung dalam penjara 'patah hati'.
Aku belum bisa melepasmu :'((
Tidak ada komentar:
Posting Komentar