My Words are My World
The Diary of a GAD and a film lover
Minggu, 03 Februari 2013
Wonder
here I am, staring at the blank spot my mind screams your name my dreams are all about you but my face is tight
my mind starts to wonder what would've happened if I hadn't told yo u maybe you'd still be next to me, holding m y hand
wondering if i'd done the right thing at the r ight time cause right now everything feels wrong I'm addicted and I need a dose of you
I just couldn't call you cause I can't stand another lie another moment facing your mask then I'll be crying in the corner
they say that the bitterest truth is better th an the sweetest lie but why do I suffer after I said it?
you're the core of my passions without you, I can't step forward I'm addicted and I need a dose of you
I need to end this writing not adding another footnotes I need to shut my mind about you not wondering about "us"
because there has never been "us"
Sabtu, 29 Desember 2012
Rasa
Di sini aku berdiri tegak
Tampak sosok tangguh perkasa
Tak terkalahkan...
Dingin...
Tapi aku masih terpuruk
Masih sering menangisi... mu ataukah nasibku?
Entahlah
Aku masih milikmu, setidaknya hatiku
Karena raga kita terbentang jarak
Dan rasa rindu ini perlahan masih mengikis
Pikiranku masih tentangmu
Setiap khayalku menuju padamu
Karena kau memang masih yang utama
Entah sampai kapan rasa ini hilang
Sampai kapan lubang ini tak menganga lagi?
Aku masih ingin hidup...
Tampak sosok tangguh perkasa
Tak terkalahkan...
Dingin...
Tapi aku masih terpuruk
Masih sering menangisi... mu ataukah nasibku?
Entahlah
Aku masih milikmu, setidaknya hatiku
Karena raga kita terbentang jarak
Dan rasa rindu ini perlahan masih mengikis
Pikiranku masih tentangmu
Setiap khayalku menuju padamu
Karena kau memang masih yang utama
Entah sampai kapan rasa ini hilang
Sampai kapan lubang ini tak menganga lagi?
Aku masih ingin hidup...
Thank you
I thank God for creating you
I thank your parents for their genes, the good and bad ones
I thank your friends and even your exes for making who you are now
I thank God for having us met
I thank you for accepting me in your life, to be your friend
I thank you for letting me know you deeply
I thank God for this feeling I've felt
I thank you for letting me love you, at least for a while
I thank God for the chance to tell you
I thank you for your response
I thank God for the times we've had
I thank you for our beautiful memories
It's time to let you go
and I thank God for that
Created at 24th of Dec 2012
I thank your parents for their genes, the good and bad ones
I thank your friends and even your exes for making who you are now
I thank God for having us met
I thank you for accepting me in your life, to be your friend
I thank you for letting me know you deeply
I thank God for this feeling I've felt
I thank you for letting me love you, at least for a while
I thank God for the chance to tell you
I thank you for your response
I thank God for the times we've had
I thank you for our beautiful memories
It's time to let you go
and I thank God for that
Created at 24th of Dec 2012
Senin, 24 Desember 2012
Belum bisa
Hari ini malam Natal, malam suci kelahiranMu, menantikan kedatangan-Mu. Tapi bukan itu yang kuingat; pun bukan pohon Natal, hadiah, maupun sinterklas. Kau yang kuingat. Senyummu, tawamu, wajahmu... dirimu seutuhnya yang kuinginkan. Pikiranku menerawang, air mata berjatuhan, berusaha memanggilmu, menyampaikan pesan sekuat-kuatnya walau lidah ini tak bergerak, tak boleh mengucap namamu.
Kau di sana, entah bagaimana kabarmu, kuharap engkau senang di sana, dapat menikmati liburanmu dengan tenang; tanpa mantan atau temanmu yang berkhianat.
Aku di sini, masih menangisimu, masih membayangkan hadirmu, masih mendambakan cintamu, masih mengharapkan sentuhanmu, masih terkurung dalam penjara 'patah hati'.
Aku belum bisa melepasmu :'((
Rabu, 05 Oktober 2011
Terpuruk
Terpuruk...
Aku tersungkur...
Bukan karena tamparanmu
Bukan karena tendanganmu
Aku tersiksa...
Bukan karena cacianmu
Ataupun makianmu
Aku sengsara...
Bukan karena amarahmu
Bukan karena dengkimu
Aku menangis...
Bukan karena air matamu
Ataupun sedu sedanmu
Aku berteriak... berteriak sekeras-kerasnya
Memuntahkan pahit ini padamu
Tapi kau...
Tak ada di sana...
Aku tersungkur...
Bukan karena tamparanmu
Bukan karena tendanganmu
Aku tersiksa...
Bukan karena cacianmu
Ataupun makianmu
Aku sengsara...
Bukan karena amarahmu
Bukan karena dengkimu
Aku menangis...
Bukan karena air matamu
Ataupun sedu sedanmu
Aku berteriak... berteriak sekeras-kerasnya
Memuntahkan pahit ini padamu
Tapi kau...
Tak ada di sana...
Rabu, 13 April 2011
My Heart is Yours
I didn't say anything to you when you entered the room
I even didn't look at you
It's not because I didn't care about you
It's because I was too nervous, just to stare at you
I acted as if we weren't close at all
But trust me, I wish we could talk freely
Holding hands together, embracing each other
And you stayed there
And I sat here
Trying so hard to have a glimpse of you
So I could remember you all the time
Then you went...
I was just standing still
Hoping you would be back
Maybe I don't play it right
Because there's no rule of love
Please have faith in me
Cause my heart is yours
I even didn't look at you
It's not because I didn't care about you
It's because I was too nervous, just to stare at you
I acted as if we weren't close at all
But trust me, I wish we could talk freely
Holding hands together, embracing each other
And you stayed there
And I sat here
Trying so hard to have a glimpse of you
So I could remember you all the time
Then you went...
I was just standing still
Hoping you would be back
Maybe I don't play it right
Because there's no rule of love
Please have faith in me
Cause my heart is yours
Sabtu, 12 Februari 2011
A Single Man, Cinta Sehidup Semati
Akhirnya berhasil mengumpulkan niat untuk menonton film ini dan sama sekali tidak kecewa. Kejanggalan akan adegan percintaan antar lelaki yang digambarkan secara vulgar tentunya akan mengganggu sebagian orang yang tidak tahan melihatnya. Namun, secara keseluruhan kita diyakinkan akan cinta tulus antara kedua tokoh utama, George (Colin Firth) dan Jim (Matthew Goode).
Cerita dimulai dengan George yang mengenakan setelan jas berjalan di atas salju. Ia menghampiri sebuah mobil yang mengalami kecelakaan dengan sesosok mayat yang sudah terbujur kaku. George lalu berbaring di dekat mayat itu dan mencium bibirnya. Ternyata mayat itu adalah Jim. Kehidupan George setelah kematian Jim lalu dituturkan. Ia menjalani hidupnya seperti biasa, namun dengan tekad kuat untuk menyusul Jim. Ia mempersiapkan segalanya dengan matang, dari surat wasiat sampai peluru untuk pistolnya. Dalam proses menyiapkan bunuh dirinya itu, George berhadapan dengan berbagai godaan. George bekerja sebagai dosen sastra Inggris dan salah seorang muridnya tertarik kepadanya. Mahasiswa ini, Kenny Potter, gencar mendekatinya di kampus. George juga mempunyai seorang sahabat wanita, Charlotte yang ia panggil Charley (Julianne Moore). Mereka mempunyai pengalaman cinta bersama tetapi hanya sebatas hubungan seks. Selain Jim, Charley adalah orang terdekat George. Wanita inilah sahabat tempat George berpaling saat ia tahu Jim meninggal. Malam itu, mereka merencanakan makan malam bersama. Charley meminta George membeli minuman dan saat membelinya, ia bertemu dengan Carlos, pria Spanyol yang tertarik kepadanya. Mereka berbincang sambil merokok. Carlos bahkan mengira hubungan mereka akan berlanjut tetapi George menolak. Saat bersama Charley, George akhirnya mengetahui perasaan Charley sebenarnya. George meyakinkan Charley bahwa hubungannya dengan Jim adalah cinta yang sesungguhnya dan bila bukan karena kematian Jim, mereka masih bersama. Berbagai karakter ini masih belum dapat memupuskan tekad George untuk mengakhiri hidupnya. George yang obsesif kompulsif lalu mengunjungi tempat ia pertama kali bertemu dengan Jim. Tanpa disangka, ia bertemu dengan Kenny. Mereka lalu mengobrol dan akhirnya berenang bersama. George mulai terlihat ceria dan akhirnya membakar surat-surat yang telah disiapkan. Setelah merasa hidupnya bisa membaik dan dapat menemukan pengganti Jim, kematian merenggut George akibat serangan jantung yang dialami. Film ini lalu ditutup dengan Jim yang mengenakan jas menghampiri George dan mencium bibirnya.
Alur film ini maju-mundur. Kilasan adegan pada masa lalu dan masa kini berselingan muncul tetapi mampu membuat penonton memahaminya. Kita tidak dibuat berpikir keras untuk mengikuti alur ceritanya. Bila teliti, kita akan melihat tone yang digunakan oleh sutradara Tom Ford. Pada masa kini, George sudah ditinggal oleh Jim yang meninggal karena kecelakaan. Tone kelabu akan mendominasi pergerakan dan kegiatan George yang memang sangat terpukul akibat kematian Jim. Mereka sudah bersama selama 16 tahun. Tone yang lebih cerah digunakan untuk menggambarkan kehidupan George bersama Jim yang penuh warna. Tetapi ada beberapa adegan yang menggunakan efek grayscale dan memperindah suasana. Kontradiksi antara perasaan George yang kelabu dan Carlos atau Kenny yang berwarna dipertemukan dalam satu adegan. Saat suasana hati George mulai membaik, warna-warna pun kembali dalam adegan. Penuturan cerita terkesan lambat namun sesuai karena suasana mellow yang ingin dibangun oleh sutradara. Durasi film ini tidak panjang sehingga tidak terasa membosankan. Akting Colin Firth sangat baik dan memang saat itu diunggulkan untuk meraih Oscar namun kalah oleh akting Jeff Bridges. Setting tahun 1980-an dengan gaya rambut dan pakaiannya sangat menonjol.
Seperti film lain, film ini bercerita tentang cinta. Yang masih belum sering diangkat mungkin adalah cinta antara sesama pria. Sepanjang film kita begitu diyakinkan akan cinta mereka yang begitu murni dan indah sehingga tidak peduli lagi akan gender yang mereka punya. Ada yang menyebut bunuh diri itu dosa dan tidak sesuai dengan agama, tetapi entah bagaimana menurut saya itu adalah tindakan yang benar demi menyatukan 2 orang yang memang sejoli itu. Masalah sosial yang dihadapi pasangan sesama jenis tidak digambarkan secara dalam namun esensial. George dilarang untuk mendatangi upacara pemakaman Jim dan bahkan ibu Jim tidak mau memberitahukan kematian anaknya pada George. Lain halnya dengan tetangga George yang menerima mereka apa adanya. Walaupun topik serius diangkat dalam film ini, inti ceritanya tetaplah cinta dan true love lasts forever.
Cerita dimulai dengan George yang mengenakan setelan jas berjalan di atas salju. Ia menghampiri sebuah mobil yang mengalami kecelakaan dengan sesosok mayat yang sudah terbujur kaku. George lalu berbaring di dekat mayat itu dan mencium bibirnya. Ternyata mayat itu adalah Jim. Kehidupan George setelah kematian Jim lalu dituturkan. Ia menjalani hidupnya seperti biasa, namun dengan tekad kuat untuk menyusul Jim. Ia mempersiapkan segalanya dengan matang, dari surat wasiat sampai peluru untuk pistolnya. Dalam proses menyiapkan bunuh dirinya itu, George berhadapan dengan berbagai godaan. George bekerja sebagai dosen sastra Inggris dan salah seorang muridnya tertarik kepadanya. Mahasiswa ini, Kenny Potter, gencar mendekatinya di kampus. George juga mempunyai seorang sahabat wanita, Charlotte yang ia panggil Charley (Julianne Moore). Mereka mempunyai pengalaman cinta bersama tetapi hanya sebatas hubungan seks. Selain Jim, Charley adalah orang terdekat George. Wanita inilah sahabat tempat George berpaling saat ia tahu Jim meninggal. Malam itu, mereka merencanakan makan malam bersama. Charley meminta George membeli minuman dan saat membelinya, ia bertemu dengan Carlos, pria Spanyol yang tertarik kepadanya. Mereka berbincang sambil merokok. Carlos bahkan mengira hubungan mereka akan berlanjut tetapi George menolak. Saat bersama Charley, George akhirnya mengetahui perasaan Charley sebenarnya. George meyakinkan Charley bahwa hubungannya dengan Jim adalah cinta yang sesungguhnya dan bila bukan karena kematian Jim, mereka masih bersama. Berbagai karakter ini masih belum dapat memupuskan tekad George untuk mengakhiri hidupnya. George yang obsesif kompulsif lalu mengunjungi tempat ia pertama kali bertemu dengan Jim. Tanpa disangka, ia bertemu dengan Kenny. Mereka lalu mengobrol dan akhirnya berenang bersama. George mulai terlihat ceria dan akhirnya membakar surat-surat yang telah disiapkan. Setelah merasa hidupnya bisa membaik dan dapat menemukan pengganti Jim, kematian merenggut George akibat serangan jantung yang dialami. Film ini lalu ditutup dengan Jim yang mengenakan jas menghampiri George dan mencium bibirnya.
Alur film ini maju-mundur. Kilasan adegan pada masa lalu dan masa kini berselingan muncul tetapi mampu membuat penonton memahaminya. Kita tidak dibuat berpikir keras untuk mengikuti alur ceritanya. Bila teliti, kita akan melihat tone yang digunakan oleh sutradara Tom Ford. Pada masa kini, George sudah ditinggal oleh Jim yang meninggal karena kecelakaan. Tone kelabu akan mendominasi pergerakan dan kegiatan George yang memang sangat terpukul akibat kematian Jim. Mereka sudah bersama selama 16 tahun. Tone yang lebih cerah digunakan untuk menggambarkan kehidupan George bersama Jim yang penuh warna. Tetapi ada beberapa adegan yang menggunakan efek grayscale dan memperindah suasana. Kontradiksi antara perasaan George yang kelabu dan Carlos atau Kenny yang berwarna dipertemukan dalam satu adegan. Saat suasana hati George mulai membaik, warna-warna pun kembali dalam adegan. Penuturan cerita terkesan lambat namun sesuai karena suasana mellow yang ingin dibangun oleh sutradara. Durasi film ini tidak panjang sehingga tidak terasa membosankan. Akting Colin Firth sangat baik dan memang saat itu diunggulkan untuk meraih Oscar namun kalah oleh akting Jeff Bridges. Setting tahun 1980-an dengan gaya rambut dan pakaiannya sangat menonjol.
Seperti film lain, film ini bercerita tentang cinta. Yang masih belum sering diangkat mungkin adalah cinta antara sesama pria. Sepanjang film kita begitu diyakinkan akan cinta mereka yang begitu murni dan indah sehingga tidak peduli lagi akan gender yang mereka punya. Ada yang menyebut bunuh diri itu dosa dan tidak sesuai dengan agama, tetapi entah bagaimana menurut saya itu adalah tindakan yang benar demi menyatukan 2 orang yang memang sejoli itu. Masalah sosial yang dihadapi pasangan sesama jenis tidak digambarkan secara dalam namun esensial. George dilarang untuk mendatangi upacara pemakaman Jim dan bahkan ibu Jim tidak mau memberitahukan kematian anaknya pada George. Lain halnya dengan tetangga George yang menerima mereka apa adanya. Walaupun topik serius diangkat dalam film ini, inti ceritanya tetaplah cinta dan true love lasts forever.
Langganan:
Postingan (Atom)