Sabtu, 29 Mei 2010

Menulis

Saat kecil, aku punya hobi yang aneh, sampai tidak ada sebutan yang tepat untuk hobiku itu. Ibuku menyebutnya "ngedalang", suatu kata yang paling mendekati kegemaranku yang memainkan barang-barang bagaikan dalang memainkan wayangnya. Mungkin kalau melihat mainan action figure seperti di toko mainan, kebiasaanku itu tidaklah aneh. Tapi, bukan hanya action figures yang sering kumainkan, aku bisa memainkan pulpen, gayung, bahkan jari-jariku sendiri. Aku bisa mempersonifikasikan benda-benda mati di sekitarku dan membentuk cerita khayalan tentang tokoh-tokoh itu. Dari situ aku berpendapat kalau aku seharusnya bisa menulis. Jadi saat kebiasaan "ngedalang" itu sudah aku tinggalkan dan mulai menuju masa pubertas, aku mulai menulis. Menulis cerpen cinta monyet yang kalau aku baca sekarang, aku pasti berpendapat kalau tulisanku sangat jelek, monoton, dan tidak mungkin terjadi di kehidupan nyata. Percaya atau tidak, aku lebih mudah menulis dengan bahasa Inggris. Ya, saat aku SMP hingga SMA bisa dikatakan aku lancar menulis dengan bahasa Inggris. Alasannya? Kosakata bahasa Inggrisku pas-pasan sehingga aku mudah mencari kata yang tepat, sedangkan kosakata bahasa Indonesiaku begitu luas sampai aku tidak tahu penggunaannya dalam kalimat. Hahaha...

Tadi pagi aku menulis dalam bahasa Perancis. Ini tentu saja bukan kali pertama aku menulis dalam bahasa Perancis karena aku sudah belajar bahasa itu sejak SMA. Tapi ini pertama kalinya aku diharuskan menulis dengan gaya Perancis yang susah itu, tidak langsung mengatakan yang sesungguhnya, tetapi berputar ke mana-mana. Sebenarnya ini kurang lebih cocok dengan gaya penulisanku juga. Tapi ini dalam bahasa Perancis!!! Dan saat ini kemampuanku sudah terpuruk ke jurang paling dalam karena aku sudah sangat jarang menggunakan bahasa ini. Aku sudah lupa gendernya, konjugasinya, penulisannya, jadi aku harus bolak-balik membuka kamus-kamus dan alhasil, dalam waktu 1,5 jam aku hanya sanggup menulis 6 kalimat! Kedengarannya sepele tapi aku sudah bangga sekali bisa menulis sedemikian banyak. Mungkin kalau dilihat dari jumlah huruf, dapat lebih dibanggakan. Yang membuat aku sangat bangga dengan hasilku adalah saat diperiksa oleh guruku, ia mengatakan kalau tulisanku bagus, "tres bien!". Sebenarnya pasti ia tidak memahami arti dari tulisanku karena aku sengaja membuatnya seperti itu dan pada akhirnya ia memang menanyakan artinya. Tapi yang penting adalah pujiannya kan? Hahaha...

Mungkinkah aku memang berbakat menulis? Bisa dikatakan aku senang menulis walaupun tidak banyak yang memuji hasilku. Aku menulis demi kesenangan dan kebutuhanku. Dan kurasa sampai nanti aku akan terus menulis...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar