Everything that I know... I know only because I love
Leo Tolstoy - War and Peace
The Last Station dimulai dengan kutipan di atas yang menggambarkan kepercayaan Tolstoy akan cinta. Tema ini memang sangat universal dan terdengar standar, tetapi Leo Tolstoy (penulis dan filsuf kebangsaan Rusia) membentuk suatu faham yang didasari oleh cinta dan diwujudkan oleh pengikutnya secara ekstrem. Tolstoy adalah aristokrat Rusia yang menentang ajaran Gereja Ortodoks. Ia mempercayai Yesus dan menerapkan ajaran cinta kasih dan anti kekerasan di segala kehidupannya. Ia adalah orang yang penuh cinta, menghormati orang-orang di sekitarnya walaupun namanya sudah begitu besar dan pengikutnya banyak. Ia menerapkan ajaran anti kekerasan yang akhirnya mempengaruhi Mahatma Gandhi dengan ahimsa-nya. Singkatnya, Tolstoy adalah pribadi yang begitu dipuja dan dihormati oleh semua orang. Salah satu nabi Yesus, dokter pribadinya berkata. Dalam The Last Station, penonton disajikan kompleksitas cinta yang terjadi pada hubungan Tolstoy dan istrinya.
Di dalam film, adegan dibuka dengan Helen Mirren sebagai Sofya Andreyevna, istri Tolstoy (Christopher Plummer) yang membuka jendela lalu berbaring di pelukan suaminya. Tangan Leo yang awalnya berada di bahu sang istri terkulai jatuh dan Sofya berusaha menahan lengan itu. Dari adegan ini sudah tergambar hubungan yang tidak harmonis antara sepasang suami istri yang berbeda 16 tahun itu. Hubungan mereka yang saling mencintai namun tidak memahami dan tidak berkorban satu sama lain mengisi alur cerita film ini. Diceritakan oleh Sofya bagaimana dahulu, saat awal pernikahan, kehidupan mereka begitu harmonis. Sofya sangat mendukung suaminya dalam menulis, bahkan mereka mendiskusikan karakter yang mereka ciptakan. Setelah Tolstoy mengeluarkan ajarannya dan banyak pemuda-pemudi yang mengikuti alirannya, Tolstoy pun berubah. Istrinya bukan lagi partner kerjanya karena adanya Vladimir Chertkov (Paul Giamatti) yang membentuk Tolstoyan. Sofya pun tidak memahami keyakinan suaminya dan sebutan "drama queen" sangat cocok melekat padanya. Perbedaan karakteristik keduanya yang sangat mencolok membuat orang-orang di sekitar Tolstoy, bahkan anaknya sendiri Sasha berusaha memisahkan mereka. Tingkah laku Sofya yang terlalu mendramatisir segala suasana dan teriakan serta perkataannya yang tajam bertentangan dengan Tolstoy yang mencari kedamaian dan ketenangan. Walaupun begitu, cinta dan hasrat selalu ada di antara mereka. Sofya selalu mempunyai cara untuk menunjukkan cintanya. Namun, pertentangan mereka juga selalu hadir. Puncaknya saat Leo ingin membuat surat wasiat baru yang berisi pewarisan harta kekayaannya untuk rakyat miskin. Sofya yang kuatir akan kesejahteraan hidupnya kelak sangat menentang keputusan ini. Sementara itu, Vladimir Chertkov yang mewakili Tolstoyan ingin membentuk ikon Tolstoy yang sempurna (walaupun sebelum ajarannya terbentuk, Tolstoy bukanlah seorang yang patut ditiru).
Walapun jalinan cinta antara kedua sejoli tersebut sangat kuat, orang-orang terdekat Tolstoy (Chertkov, dokter pribadinya, Sasha anaknya) berhasil memisahkan keduanya. Tolstoy pun pergi meninggalkan kediamannya di Yasnaya Polyana tak lama setelah ia menandatangani surat wasiat baru. Umurnya yang sudah uzur tidak dapat menahan terpaan bakteri sehingga ia pun sakit-sakitan dalam perjalanan. Di stasiun Astapovo, ia sakit parah (pneumonia-Wikipedia.org) dan tidak dapat melanjutkan perjalanan. Kesadarannya menurun dan ia pun mengucapkan nama Sofya berkali-kali. Sofya pun datang, namun orang-orang melarangnya menemui suaminya sendiri dengan alasan perilaku Sofya yang kurang pantas. Di saat terakhirnya, kesadaran Tolstoy yang begitu menurun membuatnya tidak dapat berkomunikasi dengan istrinya.
Dalam film ini kita belajar tentang cinta, bagaimana sepasang suami istri mempertahankan pernikahan mereka hanya karena cinta, dan menyampingkan perbedaan-perbedaan yang mengganggu ketenangan hidup. Cinta yang ekstrem digambarkan dalam ajaran Tolstoyan, mengajarkan kita untuk mencintai sesama makhluk hidup, bahkan tidak boleh membunuh seekor nyamuk. Seorang Tolstoyan yang bimbang saat berhadapan dengan cinta karena memeluk ajaran Tolstoy dengan begitu kaku.
Leo Tolstoy - War and Peace
The Last Station dimulai dengan kutipan di atas yang menggambarkan kepercayaan Tolstoy akan cinta. Tema ini memang sangat universal dan terdengar standar, tetapi Leo Tolstoy (penulis dan filsuf kebangsaan Rusia) membentuk suatu faham yang didasari oleh cinta dan diwujudkan oleh pengikutnya secara ekstrem. Tolstoy adalah aristokrat Rusia yang menentang ajaran Gereja Ortodoks. Ia mempercayai Yesus dan menerapkan ajaran cinta kasih dan anti kekerasan di segala kehidupannya. Ia adalah orang yang penuh cinta, menghormati orang-orang di sekitarnya walaupun namanya sudah begitu besar dan pengikutnya banyak. Ia menerapkan ajaran anti kekerasan yang akhirnya mempengaruhi Mahatma Gandhi dengan ahimsa-nya. Singkatnya, Tolstoy adalah pribadi yang begitu dipuja dan dihormati oleh semua orang. Salah satu nabi Yesus, dokter pribadinya berkata. Dalam The Last Station, penonton disajikan kompleksitas cinta yang terjadi pada hubungan Tolstoy dan istrinya.
Di dalam film, adegan dibuka dengan Helen Mirren sebagai Sofya Andreyevna, istri Tolstoy (Christopher Plummer) yang membuka jendela lalu berbaring di pelukan suaminya. Tangan Leo yang awalnya berada di bahu sang istri terkulai jatuh dan Sofya berusaha menahan lengan itu. Dari adegan ini sudah tergambar hubungan yang tidak harmonis antara sepasang suami istri yang berbeda 16 tahun itu. Hubungan mereka yang saling mencintai namun tidak memahami dan tidak berkorban satu sama lain mengisi alur cerita film ini. Diceritakan oleh Sofya bagaimana dahulu, saat awal pernikahan, kehidupan mereka begitu harmonis. Sofya sangat mendukung suaminya dalam menulis, bahkan mereka mendiskusikan karakter yang mereka ciptakan. Setelah Tolstoy mengeluarkan ajarannya dan banyak pemuda-pemudi yang mengikuti alirannya, Tolstoy pun berubah. Istrinya bukan lagi partner kerjanya karena adanya Vladimir Chertkov (Paul Giamatti) yang membentuk Tolstoyan. Sofya pun tidak memahami keyakinan suaminya dan sebutan "drama queen" sangat cocok melekat padanya. Perbedaan karakteristik keduanya yang sangat mencolok membuat orang-orang di sekitar Tolstoy, bahkan anaknya sendiri Sasha berusaha memisahkan mereka. Tingkah laku Sofya yang terlalu mendramatisir segala suasana dan teriakan serta perkataannya yang tajam bertentangan dengan Tolstoy yang mencari kedamaian dan ketenangan. Walaupun begitu, cinta dan hasrat selalu ada di antara mereka. Sofya selalu mempunyai cara untuk menunjukkan cintanya. Namun, pertentangan mereka juga selalu hadir. Puncaknya saat Leo ingin membuat surat wasiat baru yang berisi pewarisan harta kekayaannya untuk rakyat miskin. Sofya yang kuatir akan kesejahteraan hidupnya kelak sangat menentang keputusan ini. Sementara itu, Vladimir Chertkov yang mewakili Tolstoyan ingin membentuk ikon Tolstoy yang sempurna (walaupun sebelum ajarannya terbentuk, Tolstoy bukanlah seorang yang patut ditiru).
Walapun jalinan cinta antara kedua sejoli tersebut sangat kuat, orang-orang terdekat Tolstoy (Chertkov, dokter pribadinya, Sasha anaknya) berhasil memisahkan keduanya. Tolstoy pun pergi meninggalkan kediamannya di Yasnaya Polyana tak lama setelah ia menandatangani surat wasiat baru. Umurnya yang sudah uzur tidak dapat menahan terpaan bakteri sehingga ia pun sakit-sakitan dalam perjalanan. Di stasiun Astapovo, ia sakit parah (pneumonia-Wikipedia.org) dan tidak dapat melanjutkan perjalanan. Kesadarannya menurun dan ia pun mengucapkan nama Sofya berkali-kali. Sofya pun datang, namun orang-orang melarangnya menemui suaminya sendiri dengan alasan perilaku Sofya yang kurang pantas. Di saat terakhirnya, kesadaran Tolstoy yang begitu menurun membuatnya tidak dapat berkomunikasi dengan istrinya.
Dalam film ini kita belajar tentang cinta, bagaimana sepasang suami istri mempertahankan pernikahan mereka hanya karena cinta, dan menyampingkan perbedaan-perbedaan yang mengganggu ketenangan hidup. Cinta yang ekstrem digambarkan dalam ajaran Tolstoyan, mengajarkan kita untuk mencintai sesama makhluk hidup, bahkan tidak boleh membunuh seekor nyamuk. Seorang Tolstoyan yang bimbang saat berhadapan dengan cinta karena memeluk ajaran Tolstoy dengan begitu kaku.
Cinta tidak dapat ditulis. Cinta tidak dapat dilukis. Cinta tidak dapat diungkapkan. Cinta tidak dapat dipegang. Cinta tidak dapat diatur. Cinta tidak dapat dikurung. Biarkanlah cinta bebas dan kamu akan menemukan kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar